Kisah Haru Pendekar Asian Games 2016 Wewey Wita
Kisah haru lainnya datang dari pesilat Wewey Wita. la meraih medali emas Asian Games usai mengalahkan pesilat Vietnam, Thi Them Tran, di final kelas B (50-55 kg). Di balik prestasi dan paras cantiknya, Wewey menyimpan kisah hidup memilukan.
Wewey tertarik dengan olahraga sejak kelas 5 SD. Setahun kemudian, sekolahnya membuka kegiatan ekstrakurikuler pencak silat. Pada pertengahan semester diadakan pertandingan. Wewey saat itu belum bergabung apalagi belajar pencak silat. Tiba-tiba, ia didaftarkan ikut pertandingan itu oleh seorang guru. Sehari sebelum bertanding, Wewey diajak ke GOR untuk berlatih.
"Kata kepala sekolah, saya sudah punya kemampuan dasar karate. Jadi tidak sulit untuk mempelajari silat. Saya benar-benar baru belajar. Enggak menyangka, saya menang, meraih juara 1 dan dapat gelar pesilat terbaik," kenang wanita kelahiran Tangerang, 5 Februari ini.
Selain gelar, Wewey mendapat hadiah uang tunai. Ini membuatnya bersemangat. "Karena dapat uang, saya berpikir, mungkin saya bisa cari uang dari pencak silat. Hidup saya waktu itu susah. Sangat menyedihkan," ungkap Wewey ketika dihubungi Kamis (6/9).
Wewey kala itu tinggal bersama orang tuanya, Yeo Meng Tong dan Ani Rohimah, serta 5 adik di rumah kontrakan. "Kami tinggal dalam keadaan listrik math Hidup dalam gelap bertahun-tahun. Paling hanya diterangi lampu minyak atau lilin. Kalau mau belajar malam hari, susah. Bisa, sih membaca, tapi mata lelah," cerita atlet bernama asli Yo Chu Wey. Makan sehari-hari pun susah. "Kami sehari-hari makan nasi dan garam," ucap dia. Kondisi memprihatinkan ini terjadi setelah usaha kayu milik Yeo Meng Tong bangkrut lalu gulungtikar.
Mirisnya lagi, Yeo Meng Tong sulit mendapat pekerjaan baru karena cacat fisik. Tangannya terpotong mesin pemotong kayu waktu masih punya pabrik. Untuk menyambung hidup, Ani Rohimah berjualan bakso dan bacang. Melihat kondisi ini, Wewey terpacu menjadi atlet profesional dan berprestasi agar bisa mendapat uang untuk keluarganya.
"Pada 2006, sewaktu SMP, saya ikut kejuaraan silat di Pekan Olahraga Pelajar Daerah dan menang. Waktu itu saya mendapat hadiah uang 7,5 jufa rupiah. Hal pertama yang saya lakukan yakni membayar listrik, sisanya saya berikan kepada orang tua," Wewey mengingat.
RENCANA MENIKAH
Wewey kemudian bergabung dengar Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP), yaitu tempat pembinaan dan pendidikan atlet untuk berbagai cabang olahraga yang ada di setiap daerah. Setiac bulan, ia memperoleh uang saku 350 ribu rupiah dan jatah makan. Lagi-lagi uang itu dikumpulkan Wewey lalu dikirim kepada keluarga. Setiap ada pertandingan silat, Wewey selalu ikut dan memastikan dirinya menang.
"Saya harus juara, karena adik saya banyak. Kasihan Mama dan Papa, berutang untuk membelikan adik-adik makanan. Pemberi utang, kalau menagih, omongannya sangat menyakitkan. Saya sedih. Begitu ada uang, saya lunasi utang-utang itu. Saya selalu berusaha jad" juara agar Papa dan Mama enggak perlu berutang," sambung dia.
Kerasnya hidup sering membuat Wewey kesepian. "Saya benar-benar merasa usaha sendiri, jatuh bangun sendiri, menangis sendiri. Saya berlatih mati-matian. Kadang saya putus asa, ingin berhenti karena lelah. Tapi harus saya tahan dan enggak mau cerita kepada keluarga. (Kalau Papa dan Mama tahu) mereka pasti sedih," Wewey menukas.
Kini, Wewey memetik bulir-bulir kebahagiaan. Usai meraih emas di Asian Games 2018, Wewey akan menikah dengan atlet pencak silat Denny Aprisani yang dipacarinya selama 7 tahun, November mendatang, di Bandung.
"Saya kenal Denny sejak saya belum* jadi atlet nasional, sementara dia sudah atlet pelatnas. Kami bertemu waktu persiapan SEA Games 2011. Saya dikirim PPLP untuk mengikuti seleksi SEA Games 2011 dan lolos. Saya enggak juara di SEA Games 2011, tetapi saya bertemu Denny. Saya yakin dia jodoh saya. Dia selalu menolong saya, meski kami berpacaran jarak jauh. Saya di Bandung (tempat keluarga berdomisili saat ini), dia di Palembang. Bertemu dalam setahun cuma dua kali. Namun rasanya dia selalu ada di sisi saya. Dia yang pertama dan terakhir," simpulnya.